Selasa, 24 Oktober 2017

Trip Semarang-Solo saat Idul Adha (Part II)

Menghabiskan Waktu di Kota Solo

Waaaah sobat maaf lama banget ya jeda cerita Trip Semarang-Solo saat Idul Adha dari Part I ke Part II nya. Maaf ya, karena akhir-akhir ini sibuk banget, alahh sok sibuk, hehehe...
OK, lanjut certita yang tripnya.

1st Day in Solo
Jadi, hampir jam dua belas siang kami sampai di Kota Solo. Yeeeaa di Stasiun Balapan~~ *sambil nyanyi, ga sempat photo-photo di bagian dalamnya Stasiun Balapan karena udah pengen nyari penginapan trus mandi, swegeeerrr. Tapi hasrat itu mesti dipending dulu karena harus booking tiket untuk balik ke Semarang. Hampir sejam buat nganti tiket, ampunnnn dah lama banget padahal ada 2 loket. Kalau bisa pesan online mah pesen online tapi sayang ga bisa. Setelah urusan tiket selesai langsung cus nunggu si Mas yang mau drop motor yang kami sewa. Kami sewa motor di Gagebro Rent (untuk sewa motor di Gagebro Rent, nanti akan ada postingannya tersendiri). Urusan administrasi sewa motor beres cus nyari hotel yang dekat dengan Stasiun. Kami nginap di Hotel Trihadhi (review hotelnya akan ada postingan tersendiri juga ya).
Mandi sudah, ibadah pun sudah, lanjut jalan. Namun alangkah lebih baiknya kita say hello to cacing-cacing dalam perut karena baru pagi aja mereka dikasih makan. Akhirnya, kami berkeliling cari bakso solo yang terkenal. Berbekal google map kami nyari bakso Pak Ruk, ketemu,warungnya tutup. Lanjut ke Bakso Lestari, tutup juga. Next, bakso Alex and closed. Aah mungkin karena Idul Adha jadi aja pada tutup. Akhirnya kami cuma keliling dan berakhir di taman Sriwedari menikmati sore sambil ngobrol asyiikkk, nanya-nanya dengan amang parkir disitu, memperhatikan orang-orang yang sedang bercengrama dan berphoto, of course kami juga ga ketinggalan jepret sana sini sampai Magrib tiba. Setelah Azan Magrib berkumandang, kami merapat ke Mesjid Agung Keraton Surakarta yang terletak dikawasan Keraton. Mesjidnya unik khas keraton.
Taman Sriwedari
(gambar diambil dari HP teman)
Patung Rama-Shinta di depan Pendopo Taman Sriwedari
Jalanan di depan Taman Sriwedari
Mesjid Agung Keraton Surakarta
Selesai sholat kami langsung cus cari makan karena sudah tak tahan cuawing-cuawing dalam perut sudah meronta-ronta pengen makan. Kami masuk ke kawasan wisata kuliner di Solo. Namanya Galabo atau Gladag Langen Bogan terletak di jalan Mayor Sunaryo atau berada di ujung timur Jalan Slamet Riyadi. Pas masuk kawasan tersebut kami disambut oleh sekelompok musisi yang sudah tidak muda lagi yang menyajikan lagu-lagu lawas, sampai-sampai saya ikut berdendang, karena saya memang suka dengan lagu lawas. Warung makannya berjajar disepanjang trotoar, kursi-kursi tempat para tamu berada ditengahnya. Diujung kawasannya juga ternyata ada sekelompok musisi lagi, cuma ini dengan alat musik yang lebih modern. Ketika jalan dengan teman memang paling rempong kalau milih makanan. Diskusi dulu, hahaha...
Ok, pilihan jatuh pada sate kambing khas Solo yaitu sate buntel yang cuma 2 tusuk itu harganya sampe 40rb-an, hahaha jebol dah dompet bray. Dan teman saya pesan tempe bacem dengan harga 28rb isi 10 pcs. Kami ketama karena sedih. Keperut ga seberapa kenyang tapi menusuk kedalam dompet. Maklum lah kami ini bukan orang yang berdompet tebal. Hahahaha.... Selesai makan bukannya semangat kami malah lemas, asli...sehingga kami langsung balik saja ke hotel, istirahat.
Kawasan Kuliner Galabo, Solo
(berhubung ga sempat photo, photo ini ngambil dari google)

2nd Day in Solo
Mengawali hari kedua di Kota Solo, kami putuskan untuk pergi ke Pasar Klewer. Pasar Klewer ini seperti Pasar Bringharjo-nya Djogja. Namun, kalau menurut saya lebih modern sih, parkirannya luas banget, hahaha. Karena masih pagi, kurang dari jam 9. Tokonya pun masih pada sepi. Jadi akhirnya, kami berjalan keluar saja menuju pasar Klewer yang tradisionalnya sambil nyari sarapan.
Di gang-gang antara toko-toko yang menjual batik, disitu kami temukan gerobak yang jualan nasi kucing. Saya ambil nasi oreg satu bungkus, cukup besar untuk ukuran nasi kucing pada umumnya, rasanya kurang panatas dibilang nasi kucing mungkin nasi harimau lebih pas, hahahaha , lauknya saya ambil telor, 2 goreng tempe dan segelas teh manis anget. Nikmat banget walau makan sesederhana itu sambil duduk di emperan toko yang masih tutup. Setelah selesai makan, saya ambil juga risol. Setelah itu baru minta ibunya untuk menghitung dan si Ibu bilang makanan yang saya makan seharga Rp. 8000 saja. Sebelum membayar saya dan teman saling lirik dan tersenyum terlebih dahulu. Ini murahnya pake banget (maklum semalem tekor makan di Galabo) dan perut kenyang plus dompet tak perlu menangis, hahaha.
Lanjut jalan naik motor ke Keraton Surakarta. Sebenernya tak terlalu jauh menuju Kerato Surakarta dari Pasar Klewer, wong satu kawasan kok. Tapi waktu itu macet banget jadi lumayan memakan waktu sekitar 15 menitan, asilinya 5 menit juga sampe nya pake motor mah. Nyampe parkiran keraton, rupanya lagi ada kegiatan. Tapi entah kegiatan apa itu. Dari parkiran kami jalan lagi menuju museum keraton yang tiket masuknya Rp. 10.000. Kami tak lama disini. Kesan saya selama keliling museum, koleksinya ga terlalu banyak dan kurang terawat. Mungkin karena sedang ada dalam renovasi kali ya. Sebelum memutuskan untuk cabut, kami duduk-duduk dulu dikursi yang ada. Trus kami perhatiin ada pintu menuju Keratonnya tapi bagi mereka yang tidak memakai sepatu harus buka alas kaki Mau masuk sih tapi saya pake sendal *FYI saya lebih senang pake sendal sih kalau kemana-mana ribet aja kalau bersepatu, hihihi...So, jadi kami langsung keluar aja deh.
Tiket MAsuk Museum Keraton Surakarta
Photo bareng dengan patung keluarga kesultanan Surakarta
karena saya bagian dari putri Surakarta a.k.a putri Solo, hahaha
Setelah dari Keraton kami lanjut mengisi perut kembali, hehehe…*perut mulu yang dipikirin ya. Menuntaskan hasrat ngebaso yang kemarin sempat tertunda, kami pergi ke baso Pak Ruk. Dan Alhamdulillah buka warung baksonya. Baksonya kecil-kecil tapi kerasa banget daging sapinya, enak…. ga hitung ada berapa basonya, seperti biasa langsung santap tanpa moto terlebih dahulu, hahaha… yang terasa aneh mungkin cuma sendoknya aja. Disana dikasihnya sendok yang seperti di film-film China gitu lho kaya mau makan es campur aja dan tanpa dikasih garpu. Harganya saya lupa, soalnya yang banyar travelmate saya *sekali-kali dia lah yang bayar, biar saya ga tekor, hahaha… o ya untuk alamat warung bakso Pak Ruk, silakan lihat digambar yang saya ambil. Habis dari Pak Ruk, lanjut kami cari sorabi khas solo yang terkenal iku lho sorabi Notosuman. Serabi solo juga saya tak sempat photo eeh, udah pada tau lah ya, beda dengan sorabinya orang Sunda. Saya beli satu box yang terdiri dari 5 serabi yang original dan 5 serabi rasa coklat (cuma dua varian saja kok) harga Rp. 24.000, kalau beli satuan Rp. 2.500. O ya sorabi Notosuman ini berupa toko yang menjual oleh-oleh khas Solo lainnya. Jadi ketika kita mau beli sorabi, kita harus pesan dulu. Nah, sobat juga bisa lihat dapurnya yang berada dipinggir toko dan bisa juga menyaksikan bagaimana proses pembuatannya.
Bakso Pak Ruk yang berlokasi di Jl. Jamsaren No. 20
Dapur Serabi Notosuman  berlokasi di Jl Mohammad Yamin No 28
Setelah selesai beli sorabi dan istirahat sejenak. Kami langsung tancap cas ke .... hayooo kemana??? Agak keluar dari Kota Solo a.k.a Surakarta sih. Penasaran?! Baca kelanjutannya di Part III

Baca juga trip saya dan travelmate selama di Semarang-Solo Part I (klik disini)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Surat Resign Kerja dalam Beberapa Bahasa (Bahasa Melayu, Malaysia, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris)

Hey... (hey tayo...) :-D Well, kali ini saya akan share mengenai contoh surat resign atau surat pengunduran diri dari pekerjaan. Karena say...